Sabtu, 01 September 2012

Tipe-Tipe Kepribadian

©Hippocrates dan Galenus

Mengemukakan bahwa manusia bisa dibagi menjadi empat golongan menurut keadaan zat cair yang ada dalam tubuhnya.
1.     Melancholicus (melankolisi), yaitu orang-orang yang banyak empedu hitamnya, sehingga orang-orang dengan tipe ini selalu bersikap murung atau muram, pesimistis dan selalu menaruh rasa curiga.
2.    Sanguinicus (sanguinisi), yakni orang-orang yang banyak darahnya, sehingga orang-orang tipe ini selalu menunjukkan wajah berseri-seri, periang atau selalu gembira, dan bersikap optimistis.
3.    Flegmaticus (flegmatisi), yaitu orang-orang yang banyak lendirnya. Orang-orang seperti ini sifatnya lamban dan pemalas, wajahnya selalu pucat, pesimis, pembawaannya tenang, pendiriannya tidak mudah berubah.
4.    Cholericus (kolerisi), yakni yang banyak empedu kuningnya. Orang bertipe ini bertubuh besar dan kuat, namun penaik darah dan sukar mengendalikan diri, sifatnya garang dan agresif.

©Kretschmer

Menyatakan adanya hubungan yg erat antara tipe tubuh dengan sifat dan wataknya. Ia membagi manusia dalam empat golongan menurut tipe atau bentuk tubuhnya masing-masing, yaitu berikut ini :
1.     Atletis, dengan ciri-ciri tubuh: besar, berotot kuat, kekar dan tegap, berdada lebar.
2.    Astenis, dengan ciri-ciri: tinggi, kurus, tidak kuat, bahu sempit, lengan, dan kaki kecil.
3.    Piknis, dengan ciri-ciri: bulat, gemuk, pendek, muka bulat, leher pejal.
4.    Displastis, merupakan bentuk tubuh campuran dari ketiga tipe di atas.

* Tipe watak orang yang berbentuk atletis dan astenis adalah schizothim,  sifat-sifatnya antara lain : sulit bergaul, mempunyai kebiasaan yang tetap, sukar menyesuaikan diri dengan situasi baru, kelihatan sombong, egoistis dan bersifat ingin berkuasa, kadang-kadang optimis, kadang pula pesimis, selalu berpikir terlebih dahulu masak-masak sebelum bertindak

* Tipe piknis, wataknya sering disebut siklithim. Sifat orang-orang ini adalah mudah bergaul, suka humor, mudah berubah-ubah stemming-nya, mudah menyesuaikan diri dengan situasi yang baru, lekas memaafkan kesalahan orang lain, tetapi kurang setia, dan tidak konsekuen.

©Sheldon

Manusia bisa digolongkan menjadi tiga macam tipe yaitu :
1.     Tipe Endomorp
Orang yang komponen endomorp-nya tinggi, dan kedua komponen lainnya rendah, ditandai oleh alat-alat dalam dan seluruh sistem digestif (yang berasal dari endoderm) memegang peranan penting. Sheldom menyebut tipe endomorph dengan kecenderungan pada kebulatan, keluwesan, kehalusan, dan gemuknya tubuh, serta tangan-kaki yang lembut dan kecil.
2.    Tipe Mesomorph
Dalam pandangan Sheldon, orang yang bertipe mesomorph, komponen mesomorphnya tinggi, sedangkan komponen lainnya lagi rendah. Karena itu, bagian-bagian tubuhnya yang berasal dari mesoderm relatif berkembang lebih baik ketimbang yang lain-lain; misalnya: otot-ototnya dominan, pembuluh-pembuluh darah kuat, jantung juga dominan. Orang tipe ini punya kecenderungan kokoh, keras, otot tampak bersegi-segi, tahan sakit. Termasuk pada golongan tipe ini, misalnya, para olahragawan, pengelana, dan tentara.
3.    Tipe Ectomorph
Orang-orang yang termasuk pada golongan tipe ectomorph ini adalah organ-organ mereka berasal dari ectoderm yang terutama berkembang, yaitu kulit, sistem saraf. Kecenderungan tipe entomorph adalah pada tangan dan kaki yang lurus, tubuhnya tampak lemah dan langsing, jangkung, dada pipih, dan otot-otot hampir tidak tampak berkembang

©Carl Gustav Jung

Menurut Jung tipe manusia bisa dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
1.     Tipe extrovert, adalah orang-orang yang perhatiannya lebih diarahkan keluar dirinya,(orang lain/masyarakat) sifat-sifatnya: berhati terbuka, lancar dalam pergaulan, ramah, penggembira, kontak dengan lingkungan besar sekali. Mereka mudah memegaruhi dan mudah pula dipengaruhi oleh lingkungannya.
2.    Tipe introvert, orang-orang yang perhatiannya lebih mengarah pada dirinya. memiliki sifat-sifat : kurang pandai bergaul, pendiam, sukar diselami batinnya, suka menyendiri, bahkan sering takut kepada orang lain.

The Miracle of Motivation

Mengeksplorasi  Motivasi

Seorang pemuda Kanada, Terry Fox, menyelesaikan lari jarak jauh yang luar biasa dalam sejarah (McNally, 1990). Dia rata-rata berlari sejauh jarak lari marathon (26,2 mil) setiap hari selama lima bulan, dan karenanya menempuh total 3359 mil melintasi Kanada. Apa yang membuatnya jadi luar biasa adalah karena Terry Fox kehilangan satu kaki akibat kanker sebelum lari, dan karenanya dia lari dengan bantuan kaki palsu. Terry Fox jelas orang yang penuh motivasi, tetapi apa makna dari motivasi itu sesungguhnya.

Motivasi

Pengertian Motivasi adalah proses yang member semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Mengapa Terry Fox menyelesaikan larinya? Ketika Terry Fox masuk rumah sakit karena kanker, dia berkata kepada dirinya sendiri bahwa jika dia bisa bertahan hidup maka dia akan melakukan sesuatu untuk membantu mendanai riset kanker. Jadi, motivasi dari tidakannya berlari itu adalah untuk memberi tujuan bagi hidupnya dengan membantu orang lain yang mengidap kanker. Tindakan Terry Fox dilakukan dengan semangat, punya arah (tujuan) dan gigih (bertahan lama). Selama berlari melintasi Kanada, dia menjumpai banyak rintangan. Tindakannya merupakan contoh dari bagaimana motivasi dapat membantu kita bertahan dan mencapai sesuatu.

Mari kita melihat contoh lain dari motivasi. Lance Amstrong adalah pembalap sepeda yang hebat tetapi kemudian suatu hari ia didiagnosis mengidap penyakit kanker pada 1996. Peluang kesembuhannya diperkirakan kurang dari 50 persen saat pembalap sepeda itu mengikuti kemoterapi dan emosinya memburuk. Akan tetapi, Lance pulih dari penyakit itu dan bertekad memenangkan lomba Tour de France sejauh kurang lebih 2.000 mil, dan merupakan sebuah lomba balap sepeda paling bergengsi di dunia. Setiap hari Lance berlatih keras, terus bertekad untk memenangkan lomba itu. Lance kemudian berhasil memenangkan lomba balap Tour de France bukan hanya sekali, melainkan sebanyak empat kali – pada 1999, 2000, 2001, dan 2002.

Seperti contoh Terry Fox dan Lance Amstrong, motivasi murid di kelas berkaitan dengan alasan di balik perilaku murid dan sejauh mana perilaku mereka diberi semangat, punya arah dan dipertahankan dalam jangka lama. Jika murid tidak menyelesaikan tugas karena bosan, maka dia kekurangan motivasi. Jika murid menghadapi tantangan dalam penelitian dan penulisan makalah, tetapi dia terus berjuang dan mengatasi rintangan, maka dia mempunyai motivasi besar.

Jumat, 31 Agustus 2012

Apa itu TANTRUM?


Temper Tantrums merupakan suatu luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Temper Tantrum (untuk selanjutnya disebut sebagai Tantrum) seringkali muncul pada anak usia 15 bulan sampai 6 tahun.

Tantrum biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap "sulit", dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur.
  2. Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru.
  3. Lambat beradaptasi terhadap perubahan.
  4. Mood-nya (suasana hati) lebih sering negatif.
  5. Mudah terprovokasi, gampang merasa marah.
  6. Sulit dialihkan perhatiannya.

Tantrum termanifestasi dalam berbagai perilaku. Di bawah ini adalah beberapa contoh perilaku Tantrum, menurut tingkatan usia:

Di bawah usia 3 tahun:
  • Menangis
  • Menggigit
  • Memukul
  • Menendang
  • Menjerit
  • Memekik-mekik
  • Melengkungkan punggung
  • Melempar badan ke lantai
  • Memukul-mukulkan tangan
  • Menahan nafas
  • Membentur-benturkan kepala
  • Melempar-lempar barang

Usia 3 - 4 tahun:
  • Perilaku-perilaku tersebut diatas
  • Menghentak-hentakan kaki
  • Berteriak-teriak
  • Meninju
  • Membanting pintu
  • Mengkritik
  • Merengek

Usia 5 tahun ke atas:
  • Perilaku- perilaku tersebut pada 2 kategori usia di atas
  • Memaki
  • Menyumpah
  • Memukul kakak/adik atau temannya
  • Mengkritik diri sendiri
  • Memecahkan barang dengan sengaja
  • Mengancam

Faktor Penyebab?

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Tantrum, diantaranya adalah sebagai berikut:
  1. Terhalangnya keinginan anak mendapatkan sesuatu.
Setelah tidak berhasil meminta sesuatu dan tetap menginginkannya, anak mungkin saja memakai cara Tantrum untuk menekan orangtua agar mendapatkan yang ia inginkan, seperti pada contoh kasus di awal.
  1. Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri.
Anak-anak punya keterbatasan bahasa, ada saatnya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa, dan orangtuapun tidak bisa mengerti apa yang diinginkan. Kondisi ini dapat memicu anak menjadi frustrasi dan terungkap dalam bentuk Tantrum.
  1. Tidak terpenuhinya kebutuhan.
Anak yang aktif membutuh ruang dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Kalau suatu saat anak tersebut harus menempuh perjalanan panjang dengan mobil (dan berarti untuk waktu yang lama dia tidak bisa bergerak bebas), dia akan merasa stres. Salah satu kemungkinan cara pelepasan stresnya adalah Tantrum. Contoh lain: anak butuh kesempatan untuk mencoba kemampuan baru yang dimilikinya. Misalnya anak umur 3 tahun yang ingin mencoba makan sendiri, atau umur anak 4 tahun ingin mengambilkan minum yang memakai wadah gelas kaca, tapi tidak diperbolehkan oleh orangtua atau pengasuh. Maka untuk melampiaskan rasa marah atau kesal karena tidak diperbolehkan, ia memakai cara Tantrum agar diperbolehkan.
  1. Pola asuh orangtua.
Cara orangtua mengasuh anak juga berperan untuk menyebabkan Tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan, bisa Tantrum ketika suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dilindungi dan didominasi oleh orangtuanya, sekali waktu anak bisa jadi bereaksi menentang dominasi orangtua dengan perilaku Tantrum. Orangtua yang mengasuh secara tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak Tantrum. Misalnya, orangtua yang tidak punya pola jelas kapan ingin melarang kapan ingin mengizinkan anak berbuat sesuatu dan orangtua yang seringkali mengancam untuk menghukum tapi tidak pernah menghukum. Anak akan dibingungkan oleh orangtua dan menjadi Tantrum ketika orangtua benar-benar menghukum. Atau pada ayah-ibu yang tidak sependapat satu sama lain, yang satu memperbolehkan anak, yang lain melarang. Anak bisa jadi akan Tantrum agar mendapatkan keinginannya dan persetujuan dari kedua orangtua.
  1. Anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit.
  2. Anak sedang stres (akibat tugas sekolah, dll) dan karena merasa tidak aman (insecure).

(dari e-psikologi.com)