Kamis, 30 Agustus 2012

ASPERGER dan AUTIS?

Akhir-akhir ini semakin banyak yang berpendapat bahwa Asperger tidak sama dengan Autis, padahal dalam standar diagnosa DSM IV, Asperger merupakan salah satu spektrum Autis.

Selain ada perbedaan di antara keduanya, sebenarnya ada beberapa ciri dari Asperger dan Autis klasik yang sama, masing-masing punya ciri-ciri dalam hal ketidakmampuan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi. Mereka juga sama-sama menunjukkan beberapa perilaku unik, walaupun dalam tingkatan yang berbeda, dari Mild, Moderate, hingga Severe.

Tidak seperti anak Autis yang bisa didiagnosa di bawah umur 2 - 3 tahun, anak Asperger baru bisa terdekteksi, biasanya pada saat berumur di antara 6 - 11 tahun. Tidak seperti kebanyakan anak Autis, anak Asperger memang tidak menunjukkan keterlambatan bicara, punya kosa kata yang sangat baik, walaupun agak sulit untuk mengerti bahasa humor dan ironi. Mereka pun kebanyakan mempunyai kecedasan yang cukup baik bahkan di atas rata-rata. Oleh karena itu biasanya secara akademik mereka tidak bermasalah, dan mampu mengikuti pelajaran di sekolah umum dengan baik. Sedangkan penyandang Autis klasik, sebagian besar terdiagnosa mempunyai kecerdasan di bawah normal bahkan masuk kategori moderate mental retardation.

Tantangan terbesar bagi penyandang Asperger adalah dalam hal bersosialisasi dan berinteraksi. Pada umumnya, anak Asperger suka untuk berteman, walaupun dengan gaya bahasa dan mimik yang formal dan terlihat aneh. Mereka sulit memulai percakapan dan sulit mengerti makna dari interaksi sosial. Kesulitan anak Asperger dalam bersosialisasi dapat membuat mereka menjadi sangat stres di sekolah. Banyak kendala akan ditemukan pada saat anak Asperger memasuki masa remaja.

Untuk menghadapi masalah itu, orang tua disarankan untuk segera mencari ahli yang profesional dan melakukan intervensi yang diperlukan secepat mungkin dengan berterus terang kepada guru dan kepala sekolah dengan melihatkan atau membawa referensi dari ahli tersebut.

Tanpa pemberitahuan dari orang tua, pihak sekolah dan teman-teman anak Asperger sulit untuk mengetahui bahwa mereka berbeda karena anak Asperger tidak mudah dikenali seperti halnya anak Autis klasik. Hal inilah biasanya yang dapat menjadi pemicu berbagai masalah serius pada anak Asperger.

Walaupun sebagian orang menganggap bahwa Asperger adalah Mild Autism (Autis ringan), treatment dan intervensi tetap harus dilakukan. Sebagian besar program-program terapi untuk anak Asperger biasanya bersifat direct teaching untuk memperbaiki kemampuan yang belum mereka kuasai, misalnya di bidang sosialisasi, mengerjakan pekerjaan sekolah dan cara membagi waktu (time management). Anak Asperger juga akan sangat terbantu jika banyak dilibatkan dalam kegiatan sosial seperti belajar dalam kelompok kecil, klub olahraga, dimana mereka dapat berlatih, berbagi pengalaman mereka dan saling belajar dari teman mereka. Ada juga satu terapi yang cukup baik untuk anak Asperger yaitu terapi RDI (Relationship Development Intervention) dikembangkan oleh Dr. Steven Gutstein.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar