Rabu, 29 Agustus 2012

What is ALZHEIMER?


Seorang pria pensiunan polisi, 62 tahun tiba-tiba keluar dari panti jompo yang merawatnya. Mengenakan seragam polisinya dengan lengkap, ia bergegas ke kantor polisi tempat biasa ia bertugas.
 
Bukan saja para petugas di kantor polisi itu yang heboh, penjaga dan perawat panti jompo pun kebingungan mencari jejak sang mantan polisi itu. Setelah diusut, kakek yang telah dititipkan anak cucunya dipanti jompo selama 4 tahun itu dideteksi menderita gejala Alzheimer.

Gejala disorientasi yang ditunjukan kakek 62 tahun itu merupakan salah satu gejala Alzheimer. Selain itu, penyakit yang pertama kali ditemukan pada 1907 ini pada tahap awal akan menunjukan tanda: sering lupa janji, tidak ingat dimana meletakkan barang-barang, gangguan aktivitas, perubahan suasana hati dan perilaku, sulit mencari kata-kata yang tepat serta seringkali nyasar di tempat yang sebetulnya tidak asing buat penderita.

Demikian terungkap dalam Seminar Awam Problema Daya Ingat dan Kesehatan Jantung pada Usia Lanjut serta Penanganannya yang diselenggarakan RS Husada belum lama ini di Jakarta.

Gejala kepikunan Alzheimer saat ini paling ditakuti oleh warga masyarakat di negara maju. Struktur masyarakat yang serba individualis, menjadikan manusia lanjut usia (lansia) semakin terpojok. Mereka terpinggirkan dari lingkungan publik, jika diperparah dengan penyakit Alzheimer maka bertambah beratlah beban para lansia tersebut.

Setelah diasingkan ke panti jompo, para lansia penderita Alzheimer juga mengalami penderitaan yang sangat berat karena tidak mampu mengurus dirinya sendiri. Kondisi ini jelas sangat menakutkan dan tentu saja ingin dihindari oleh siapa pun, terlebih lagi oleh anggota masyarakat yang ikatan kekeluargaannya telah makin longgar.

Lebih dari 4 juta rakyat Amerika Serikat (AS) menderita penyakit Alzheimer. Penyakit ini juga telah menyerang jutaan orang di seluruh dunia. Bahkan, Alzheimer diduga telah menjadi penyebab kematian ke-4 di AS setelah jantung, kanker dan stroke. Alzheimer merupakan penyakit yang mematikan karena menyerang otak, massa otak berkurang akibatnya sel-sel saraf mengalami kematian lebih cepat. Akibatnya hubungan antar sel menjadi sangat rendah sehingga zat kimia (asetilkolin) sebagai sarana komunikasi menjadi tidak memadai.

Serangan Alzheimer juga sangat perlu diwaspadai karena diindikasikan tidak hanya menyerang lansia yang berusia diatas 60 tahun, namun juga dapat diderita oleh orang yang lebih muda. Prevalensi Alzheimer lebih banyak pada kaum wanita dibandingkan pria.

Resiko terserang penyakit Alzheimer diperkirakan mencapai 1% pada orang yang berusia 60-64 tahun dan berkisar 25% pada orang yang berusia 85-93 tahun.

Efek Sosial Ekonomi
Saat ini, Alzheimer telah menjadi masalah utama kesehatan masyarakat. Hingga tahapan tertentu, peyandang Alzheimer sudah tidak ingat apa-apa lagi tentang dirinya, keluarga dan lingkungannya. Akibatnya, penderita memerlukan penanganan yang khusus dari lingkungannya.

Selain ketidak mampuannya merawat diri sendiri, perilaku penyandang Alzheimer juga menimbulkan beban emosional dan ekonomi bagi anggota keluarga serta menghabiskan biaya yang sangat besar. Akhirnya kedua belah pihak mengalami stress, frustasi bahkan depresi berat.

Penyandang Resiko
Selain pada lansia, Alzheimer juga kerap ditemui pada orang yang pernah menderita penyakit stroke, gagal jantung, jantung koroner, diabetes mellitus, cedera kepala/otak . Sedangkan faktor genetik sebagai salah satu faktor pemicu saat ini masih diperdebatkan.

Dapatkah Alzheimer Disembuhkan?
Tentu saja Alzheimer dapat disembuhkan, dengan obat yang dapat menghambat pengrusakan asetilkolin. Mempertahankan tingkat asetilkolin yang cukup sangat penting bagi penyandang penyakit Alzheimer terutama yang masih berada pada stadium ringan atau sedang. Penghambat asetilkkolinesterase memperbaiki daya ingat dan gangguaan perilaku serta meningkatkan kualitas hidup penyandang.

Sedangkan pengobatan pada penderita stadium lanjut atau berat jelas memerlukan penanganan khusus dari dokter ahli.

Gejala-Gejala
Selain disorientasi, pada tahap awal, Alzheimer juga ditunjukan oleh gejala sering lupa janji, tidak ingat dimana meletakkan barang-barang, gangguan aktivitas, perubahan suasana hati dan prilaku, sulit mencari kata-kata yang tepat serta seringkali nyasar di tempat yang sebetulnya tidak asing buat penderita, penampilan memburuk, sulit menghitung, perubahan perasaan/perilaku, perubahan kepribadian dan hilangnya minat dan inisiatif.

Selain itu, sekitar 40% orang yang mudah lupa kemungkinan akan menderita penyakit kepikunan Alzheimer dalam kurun waktu 3 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar