Gaya
belajar dan berpikir adalah cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan
kemampuannya.
Dikotomi Gaya Belajar dan Berpikir
1. Gaya Impulsif ataukah Reflektif?
Gaya
Impulsif yakni murid cenderung bertindak cepat dan impulsif. Murid yang
impulsif seringkali lebih banyak melakukan kesalahan ketimbang murid yang
reflektif.
Gaya
Reflektif yakni menggunakan lebih banyak waktu untuk merespon dan merenungkan
akurasi dari suatu jawaban. Murid yang reflektif juga lebih mungkin untuk menentukkan
sendiri tujuan belajar dan berkonsentrasi pada informasi yang relevan.
Riset terhadap impulsivitas/refleksi telah
mempengaruhi pendidikan. Dibandingkan murid yang impulsif, murid yang reflektif
lebih mungkin melalukan tugas dibawah ini :
-
Mengingat
informasi yang terstruktur.
-
Membaca dengan
memahami dan menginterpretasi teks.
-
Memecahkam
problem dan membuat keputusan.
Strategi belajar untuk anak Impulsif,
yaitu :
1. Pantau murid di kelas untuk mengetahui mana
anak-anak yang impulsif.
2. Bicara
dengan mereka agar mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir sebelum
memberikan jawaban.
3. Dorong mereka untuk menandai informasi baru
saat mereka membahasnya.
4. Jadilah guru bergaya reflektif.
5. Bantu murid untuk menentukan standar tinggi
bagi kinerjanya.
6. Hargai murid impulsif yang mau meluangkan
lebih banyak waktu untuk berpikir. Pujilah peningkatan kinerja mereka.
7. Bimbing murid untuk menyusun sendiri rencana
guna mengurangi impulsivitas.
2. Gaya Mendalam ataukah Dangkal?
Yakni
sejauh mana murid menjalani proses belajar dengan satu cara yang membantu
mereka untuk memahami makna materi (gaya mendalam) atau sekedar mempelajari
apa-apa yang perlu dipelajari (gaya dangkal).
Murid
yang belajar dengan menggunakan gaya dangkal tidak bisa mengkaitkan apa-apa
yang mereka pelajari dengan kerangka konseptual yang lebih luas. Mereka
cenderung belajar secara pasif, seringkali hanya mengingat informasi. Pelajar
dangkal (surface learner) lebih mungkin akan termotivasi belajar jika ada
penghargaan dari luar, seperti pujian dan tanggapan positif dari guru,
Pelajar
mendalam (deep learner) lebih mungkin
secara aktif untuk memahami apa-apa yang mereka pelajari dan memberi makna pada
apa yang perlu untuk diingat. Jadi pelajar mendalam menggunakan pendekatan
konstruktivis dalam aktivitas belajarnya. Selain itu, pelajar mendalam lebih
mungkin memotivasi diri sendiri untuk belajar.
Strategi pengajaran untuk membantu
pelajar dangkal agar berpikir secara mendalam :
1. Pantau murid untuk mengetahui mana yang
merupakan pembelajar dangkal.
2. Diskusikanlah dengan murid bahwa ada yang
lebih penting dari sekedar mengingat materi. Dorong mereka untuk menghubungkan
apa yang mereka pelajari sekarang dengan apa yang pernah mereka pelajari di
masa lalu.
3. Ajukan pertanyaan dan beri tugas yang mensyaratkan
murid untuk menyesuaikan informasi dengan kerangka yang lebih luas. Misalnya,
alih-alih menanyakan soal nama ibu kota negara, tanyakan pada mereka apakah
mereka pernah mengunjungi ibu kota negara dan apa pengalaman mereka.
4. Jadilah seorang model yang memproses informasi
secara mendalam, bukan sekedar memberi informasi di permukaan saja. Bahaslah
topik secara mendalam dan bicaralah tentang bagaimana informasi yang sedang
anda diskusikan itu bisa dikaitkan dengan jaringan ide yang lebih luas.
5. Jangan menggunakan pertanyaan yang membutuhkan
jawaban ya atau tidak. Sebaiknya ajukan pertanyaan yang membuat murid harus
memproses informasi secara mendalam. Hubungkan pelajaran yang efektif dengan
minat murid.
Mengevaluasi
Gaya Belajar Dan Gaya Berpikir
Setiap
murid memiliki gaya belajar dan berpikir yang berbeda-beda, dan akan membantu
jika guru mengetahui mana gaya murid yang perlu dimodifikasi agar bisa membantu
mereka dalam belajar.
gk ada daftar putakanya ia?
BalasHapus