Rabu, 29 Agustus 2012

Psikologi Pendidikan : Gaya Belajar & Berpikir

    
        Gaya belajar dan berpikir adalah cara yang dipilih seseorang untuk menggunakan kemampuannya.

Dikotomi Gaya Belajar dan Berpikir

1. Gaya Impulsif ataukah Reflektif?

            Gaya Impulsif yakni murid cenderung bertindak cepat dan impulsif. Murid yang impulsif seringkali lebih banyak melakukan kesalahan ketimbang murid yang reflektif.
            Gaya Reflektif yakni menggunakan lebih banyak waktu untuk merespon dan merenungkan akurasi dari suatu jawaban. Murid yang reflektif juga lebih mungkin untuk menentukkan sendiri tujuan belajar dan berkonsentrasi pada informasi yang relevan.
             Riset terhadap impulsivitas/refleksi telah mempengaruhi pendidikan. Dibandingkan murid yang impulsif, murid yang reflektif lebih mungkin melalukan tugas dibawah ini :
-        Mengingat informasi yang terstruktur.
-        Membaca dengan memahami dan menginterpretasi teks.
-        Memecahkam problem dan membuat keputusan.

Strategi belajar untuk anak Impulsif, yaitu :
1.      Pantau murid di kelas untuk mengetahui mana anak-anak yang impulsif.
2.       Bicara dengan mereka agar mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir sebelum memberikan jawaban.
3.      Dorong mereka untuk menandai informasi baru saat mereka membahasnya.
4.      Jadilah guru bergaya reflektif.
5.      Bantu murid untuk menentukan standar tinggi bagi kinerjanya.
6.      Hargai murid impulsif yang mau meluangkan lebih banyak waktu untuk berpikir. Pujilah peningkatan kinerja mereka.
7.      Bimbing murid untuk menyusun sendiri rencana guna mengurangi impulsivitas.

2. Gaya Mendalam ataukah Dangkal?

            Yakni sejauh mana murid menjalani proses belajar dengan satu cara yang membantu mereka untuk memahami makna materi (gaya mendalam) atau sekedar mempelajari apa-apa yang perlu dipelajari (gaya dangkal).
            Murid yang belajar dengan menggunakan gaya dangkal tidak bisa mengkaitkan apa-apa yang mereka pelajari dengan kerangka konseptual yang lebih luas. Mereka cenderung belajar secara pasif, seringkali hanya mengingat informasi. Pelajar dangkal (surface learner) lebih mungkin akan termotivasi belajar jika ada penghargaan dari luar, seperti pujian dan tanggapan positif dari guru,
            Pelajar mendalam (deep learner) lebih mungkin secara aktif untuk memahami apa-apa yang mereka pelajari dan memberi makna pada apa yang perlu untuk diingat. Jadi pelajar mendalam menggunakan pendekatan konstruktivis dalam aktivitas belajarnya. Selain itu, pelajar mendalam lebih mungkin memotivasi diri sendiri untuk belajar.

Strategi pengajaran untuk membantu pelajar dangkal agar berpikir secara mendalam :
1.   Pantau murid untuk mengetahui mana yang merupakan pembelajar dangkal.
2.   Diskusikanlah dengan murid bahwa ada yang lebih penting dari sekedar mengingat materi. Dorong mereka untuk menghubungkan apa yang mereka pelajari sekarang dengan apa yang pernah mereka pelajari di masa lalu.
3.   Ajukan pertanyaan dan beri tugas yang mensyaratkan murid untuk menyesuaikan informasi dengan kerangka yang lebih luas. Misalnya, alih-alih menanyakan soal nama ibu kota negara, tanyakan pada mereka apakah mereka pernah mengunjungi ibu kota negara dan apa pengalaman mereka.
4.   Jadilah seorang model yang memproses informasi secara mendalam, bukan sekedar memberi informasi di permukaan saja. Bahaslah topik secara mendalam dan bicaralah tentang bagaimana informasi yang sedang anda diskusikan itu bisa dikaitkan dengan jaringan ide yang lebih luas.
5.   Jangan menggunakan pertanyaan yang membutuhkan jawaban ya atau tidak. Sebaiknya ajukan pertanyaan yang membuat murid harus memproses informasi secara mendalam. Hubungkan pelajaran yang efektif dengan minat murid.

Mengevaluasi Gaya Belajar Dan Gaya Berpikir

            Setiap murid memiliki gaya belajar dan berpikir yang berbeda-beda, dan akan membantu jika guru mengetahui mana gaya murid yang perlu dimodifikasi agar bisa membantu mereka dalam belajar.

1 komentar: